Minggu, 15 Juli 2007

Mengapa Tak Mau Berdoa ?


Berikut sebuah artikel tentang doa yang menurut saya sangat bagus sekali dan , mengajak kita untuk segara berdoa. Tidak ada lagi alasan untuk tidak berdoa. Ya.. mulailah berdoa sekarang juga, dimana dan kapan saja. Tiada hari tanpa doa, tiada waktu tanpa doa,semua kegiatan dan keseharian kita hendaknya selalu disertai /diawali dengan doa. Mudahan2 kita bisa mengamalkannya.Amien.

Mengapa Tak Mau Berdoa?
oleh : Nadirsyah Hosen

"Saya tak bisa bahasa Arab, saya malu memimpin do'a selepas sholat jama'ah bersama isteri saya, apalagi didepan jama'ah yang lain."
Pernahkah pengalaman ini menimpa kita? Insya Allah tidak. Tapi andaikata pernah, janganlah khawatir. Sungguh Allah itu mengerti segala macam bahasa. Jangan malu untuk berdo'a dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Kalau anda hapal do'a dalam bahasa arab, saya ucapkan alhamdulillah! Namun kalau anda lebih "sreg" berdo'a dengan bahasa selain bahasa Arab, saya pun berucap alhamdulillah! Yang terpenting adalah kita masih mau berdo'a. Kalimat terakhir ini mengundang pertanyaan, "Mengapa sih kita harus berdo'a?"
Allah adalah Tuhan kita satu-satunya. Allah pun dalam Al-Qur'an mengatakan bahwa "Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu" (QS 112:2). Dalam surat al-Fatihah kita pun berseru, "Iyyaka Na'budu wa Iyyaka Nasta'in" (Hanya kepada-Mu lah kami menyembah dan hanya kepada-Mulah kami mohon pertolongan). Karena itu, kalau ada orang yang mengaku bahwa Allah itu Tuhannya lalu ia tak mau berdo'a maka pantas kalau kita sebut orang tersebut orang sombong. Bukankah Allah telah berfirman, "Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu" (QS 40:60).
Betulkah setiap do'a akan dikabulkan oleh Allah? Boleh jadi ada diantara kita yang telah berdo'a sesuatu namun tak kita rasakan hasil dari do'a tersebut. Pertama, harus disadari bahwa kita ini "hamba" sehingga tak berhak memaksa Allah. Kita yang membutuhkan Allah; bukan sebaliknya.
Kedua, Allah lebih tahu apa yang terbaik buat kita. Boleh jadi, sebuah do'a yang kita minta bila dikabulkan oleh Allah justru ujung-ujungnya dapat menimbulkan kesulitan dalam hidup kita atau mungkin Allah punya ketentuan lain yang tak kita ketahui. Sebagai contoh, Nabi Nuh berdo'a agar anaknya diselamatkan dari banjir dahsyat, Tuhan tidak mengabulkannya dan bahkan menegur Nabi Nuh sehingga Nabi Nuh pun berdo'a: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakekatnya) dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang rugi." (QS 11: 47) Allah Maha Tahu, maka do'a kita kadang kala bukan tak dikabulkan tapi ditunda waktunya, atau malah diganti dengan yang lebih baik. Wa Allahu A'lam.
Ketiga, sudah seberapa jauh usaha kita untuk "meminta" dan "memelas" pada Allah. Nabi Zakariya sendiri telah puluhan tahun berdo'a namun belum dikabulkan Allah. Tapi berbeda dengan kita yang cenderung tak sabar, Nabi Zakariya berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdo'a kepada Engkau, ya Tuhanku." (QS 19:4)
Begitulah sikap kita seharusnya: jangan pernah kecewa dalam berdo'a. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa "Aku ini bagaimana persangkaan hambaKu saja..." Maksudnya, kalau kita dalam berdo'a belum-belum sudah beranggapan bahwa do'a ini tak akan dikabulkan, yah begitulah jadinya. Insya Allah kita selalu berbaik sangka dan tak pernah kecewa dalam berdo'a.
Dalam berdo'a kita diminta untuk berharap-harap cemas (QS 21:90). Artinya, kita berharap do'a kita akan dikabulkan, namun disisi lain kita juga cemas kalau-kalau do'a ini tidak dikabulkan. Gabungan perasaan inilah yang menjadi etika dalam berdo'a. Kita tidak terlalu yakin pasti akan dikabulkan, namun juga tidak putus asa. Etika lainnya adalah kita disuruh berdo'a dengan merendahkan diri dan dengan suara yang lembut (QS 7:55). Kalau kita jalani etika berdo'a ini insya Allah hati kita akan tergetar dan seringkali tanpa sadar air mata menggantung di pelopak mata.
Pendek kata, berdo'alah baik dalam keadaan sehat-sakit, suka-duka, kaya-miskin, berdiri-duduk-berbaring, pagi-siang-malam...

Doa Yang Sempurna


Bismillahirrahmanirrahiim,

Berikut ini sebuah doa yang saya ketemukan pada sebuah buku, dimana buku tersebut merupakan salah satu buku favorit saya, kesana kemari ikut sama saya hampir tidak pernah tinggal. Iya.. sampai lecek, lusuh kena keringat dan keseringan dibaca. Buku itu sekarang sudah saya berikan kepada teman saya, dimana sewaktu dia baca sedikit, dia jadi tertarik untuk membacanya, pinjam dulu ya. Iya ngak usah pinjam dibawa saja bukunya kata saya. Tapi setelah itu saya merasa kehilangan, unutk gantinya saya berusaha keliling ketoko buku mencari buku ini tapi sampai sekarang belum ketemu. Antara lain isinya yang paling berkesan adalah terdapat sebuah doa, yang pada doa ini terhimpun segala kesempurnaan, kalau boleh dikatakann penghulu dari segala doa. Adapun doa tersebut adalah sebagai berikut:

" Allahumma, ya Allah, aku memohon kepada-Mu kebaikan-kebaikan seperti yang dimohonkan oleh hamba dan nabi-Mu Muhammad Saw., dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala hal yang dimintakan perlindungannya kepada-Mu oleh hamba dan nabi-Mu, Muhammad Saw. "

(sumber: Menyingkap Diri Manusia oleh: Allamah Sayyid Abdullah: Pustaka Hidayah)